Rabu, 16 April 2014

MANHAJ HARAKI


Periode 1

Berdakwah Secara sembunyi-sembunyi dan merahasiakan Struktur organisasi
Karakteristik Pertama
Dakwah secara Rahasia
Berkata al-muqrizi di dalam kitabnya Imta’ul Asma’,”setelah jibril datang kepada Rosullullah di gua hira’ dan membacakan kepadanya : Iqra’ bismi Rabbikal ladzi khalaq, Rosulullah saw. Pulang kerumah Khadijah . beliau tinggal diam selama masa yang dikehendaki Allah tanpa memperoleh sesuatupun. Wahyu terhenti, Rosulullah saw. Bersedih karenanya. Dikatakan bahwa terhentinya wahyu tersebut selama hampir dua tahun.
Setelah malaikat tersebut, Rosulullah saw. Merasa takut dan pergi menemui khadijah ra. Ia berkata ,Selimutilah aku, selimutilah aku, kemudian Allah menurukan firman-Nya,
“Hai orang yang berkemul(berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan ! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakainmu berseihkanlah “ (Q.S. Al-Muddatsir (74):1-4)
Jadi, peristiwa pertama di Gua Hira’ adalah peristiwa kenabian dan pewahyuan, kemudian Allah memerintahkannya didalam ayat ini agar bangkit memberi peringatan kepada kaumnyadan mengajak mereka kepada Allah.
Kesimpulan dapat dikatakan bahwa karakteristik pertama bagi fase ini adalah bahwa rentang waktu periode ini selama tiga tahun, tahapan siriyah untuk menjadikan pengokohan basis pendudkung dakwah hasil operasional dakwah untuk menghadapi masyarakat. Setelah kuat melalui pendukung, tokoh-tokoh dikuatkan oleh ayat berikut:
‘’Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (Al-hjir(15): 94)
Jadi penyampaian dakwah secara-secara terang-terangan dilakukan setelah adanya jaminan perlindungan Allah kepada Rasul-Nya dari gangguan orang-orang yang memperolok-olokkan.

Karakteristik kedua
Pelaksanaan Dakwah secara dasar pilihan
Pada periode ini dakwahnya tidak dilakukan secara terbuka di majelis-majelis umum , tetapi dilakukan bedasarkan pribadi-pribadi da’i atw dakwah fardiyah tetang karakteristik mad’u ‘orang yang didakwahi’
Kita dapati bahwa fondasi pertama bagi dakwah ini adalah khadijah ra, Wanita yang pertama kali beriman dan istri Rosullullah saw., Abu Bakar ra, teman akrab Rosulullah , Ali bin Abu Thalib anak pamannya yang telah dibina sejak kecil, dan Zaid bin Haritsah , mantan budak beliau.
Ketika Abu Bakar memulai berdakwah, ia memilih mad’u sendiri. Abu bakar seorang lelaki yang akrab dengan kaumnya, dicintai dan disayangi, ia orang Quraisy yang paling mengerti nasab bangsa Quraisy serta masalah kebaikan atw keburukan yang ada pada suku ini, ia dikenal seoarng pedagang yang memiliki akhlak mulia, ia sering didatangi datangi oleh tokoh-tokoh kaumnya terkait pendapatnya karena ilmu, perdagangan dan kebaikan pergaulannya, kemudian ia mulai mengajak kepada Allah dan Islam, melalui dakwah nya maka Ustman bin Affan , Zubair bin Awwam , Abdul Rahman bin auf , Saad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah masuk islam.kedelapan oarang itu masuk islam kemudian shalat dan membenarkannya.
Dakwah tersebut dilakukan dengan mengandalkan tsiqoh ‘kepercayaan’ kendati faktor-faktor yang membuat dakwah Abu Bakar diterima itu banyak.

Karakteristik Ketiga
Berdakwah melalui intelektualitas dan Da’i dan status Sosialnya
Ini merupakan penjelasan lebih lanjut terhadap sifat-sifat pribadi Abu Bakar yang disebutkan di atas mengingat dia merupakan da’i yang berpengaruh pada waktu itu. Kita dapat mengenal sifat-sifat pribadi melalui unsur-unsur berikut.
a.       Akhlak.
Abu Bakar adalah seorang lelaki yang yang akrab dengan kaumnya, dicintai dan disayangi
b.      Pengetahuan.
Abu Bakar adalah seorang Quraisy yang paling mengerti dan tahu tentag nasab suku Quraisy serta masalah kebaikan dan keburukan yang pada suku ini.
c.       Pekerjaan dan status sosial .
Abu Bakar dikenal sebagai pedagang yang dimiliki akhlak mulia. Sering didatangi oleh tokohy-tokoh kaumnya untuk dimintai pendapat mengenai banyak hal. Karakteristik keempat Dakwah secara Umum.
Dakwah kepada orang-orang tertentu bukan berarti membatasi dakwah pada kelompok tertentu ataw tingkatan tertentu dikalangan masyarakat, Dakawh harus menjangkau semua lapisan yang ada didalam masyarakat, tetapi penjangkauan ini harus dilakukan melalui orang-oarng tertentu terlebih dahulu. Dapat kita lihat bahwa tahapan siriyah bagi masyarakat muslim ini telah berhasil merekrut semua lapisan pada saat itu. Kita lihat daftar para sahabat menurut kabilah mereka yang dikenal, maka kita dapati :
pertama Bani Hasyim seperti Ali Bi Abu Thalib kedua Bani Umaiyah seperti Ustman Bin Affan , ketiga Bani Makhzum seperti Yasir bin Amir, keempat Bani Taim seperti Abu Bakar ash shidiq, kelima Bani Adi seperti Sa’id bin Zaid, keenam Bani Zuhrah seperti Sa’ad bin Abi Waqqash, ketujuh Bani Sahm seperti hafshah binti umar, kedelapan Bani Jameh Khaththab bin al-Harits, Kesempilan Bani Asad seperti Zubair binAwwam, kesepuluh Bani Amir Abu Ubaidillah bin al Jarrah, kabilah-kabilah yang lain.

Karakteristik Kelima
Peranan Wanita pada Periode Sirriyah
Seperempat dari masyarakat Islam periode ini terdiri dari kaum wanita, sebagian besar para pemuda yang sudah berkeluarga istri-istri mereka juga masuk islam bersamaannya. Kaum wanita ini hidup diperiode sirriyah tanpa diketahui oleh seorang pun keislaman mereka. Kita harus memberiakn perhatian kepada peranan kaum wanita dalam perjalanan dakwah ini sebagaimana mestinya, bahkan dalam riwayat bahwa menyebutkan Asma’ ra. Adalah seorang prajurit periode ini.

Karakteristik keenam
Shalat Menurut riwayat yang paling kuat, tidak ada satu pun periode dakwah kaum muslimin yang sunyi dari pelaksanaan shalat. Berikut ini Ibnu Ishaq, “Sebagian ahli ilmu menceritakan kepadaku bahwa sewaktu shalat diwajibkan atas Rosulullah saw. Jibril datang kepada nya sedang beliau berada diatas bukit mekah. Kemudian mengisyaratkan kepada nya kerah lembah . maka terbelahlag sebuah mata air darinya. Kemudian jibril mengajarka cara berwudhu kepada Rosulullah, lalu Rosul pun ikut berwudhu sebagaimana jibril. Kemudian jibril berdiri dan Shalat mengimami Rosulullah saw. Rosul pun mengikutinya Shalatnya, lalu jibril meninggalkannya, lalu Rosul mengajarkan khadijiah memperagakan wudhu untuk shalat sebagimana diperlihatkan jibril Kepadanya. Maka khadijah berwudhu kemudian Rosul mengimaminya sebagimana jibril telah mengimaminya.
Karakteristik ketujuh
Pengetahuan Orang Quraisy tentang Dakwah Quraisy belum memberikan perhatian khusus terhadap dakwah ini karena fenomena kehanifan sudah sejak lama dimasyarakat mekkah. Seperti yang tercermin pada Zaid bin Amer bin Naufal, Waraqah bin Naufal , dan Umaiyah Bin Abu Shalt. Quraisy mengira bahwa islam tidak berbeda dengan orang-orang hanif yang menghindarkan diri dari menyembah berhala. Bahkan boleh dikatakan , pada periode sirriyah ini Quraisy lebih banyak memperhatika oarng-orang hanif daripada kaum muslimin.
Disebutkan bahwa dia (Abu Thalib) berkata kepada Ali , “wahai Ananda , agama apakah yang kamu anut ini ? “ Ali menjawab ,” Aku beriman kepada Rosul Allah , aku membenarkan segala yang dibawanya, aku shalat karena Allah bersamanya dan aku mengikutinya “Sesungguhnya dia (Rosulullah saw) tidak akan mengajakmu kecuali kepada kebaikan , maka ikutilah dia dengan baik”
Jadi pengetahuan Quraisy tentang sebagian “fenomena aneh “ ini tidak menimbulkan kemarahan selama orang-orag tersebut mencukupkan diri sendiri dari kalangan sendiri. Dari sini kita pun dapat memahami sikap “damai “ yang terkadang –kadang ditunjukkan pemerintahan jahiliyah terhadap kaum muslimin yang menjadikan islam sebagai aqidah (keyakinan) dihati dan ibadah.

Karakteristik Kedelapan
Hidup Berdampingan antara kaum muslimin dan orang lain.
Pada periode ini kita tidak pernah mendengar adanya “perbenturan “ antara masyarakat islam yang sedang tumbuh dengan masyarakat islam yang tumbuh dengan masyarakat jahiliyah. Dakwah terbuka buka merupakan sasaran periode ini. Sehingga, kaum muslimin belum boleh mencampuri urusan orang lain dengan mengkritik ,berkonfrontasi atau menantang secara terang-terangan. Prinsip yang harus dianut para perode ini ialah tidak boleh menampakkan ketidaksetujuan, kecuali bila dalam keadaan terpaksa sekali Tanzhim dan Fikrah masih harus dirahasiakan sepeuhnya.

Karakteristik Kesembilan
Memfokuskan pada pembinaan Aqidah
Ideologi kaum kafir dan Taghut telah mendominasi kehidupan manusia karena itu perbaikan dan pembinaan aqidah yang benar harus dilakukuan secara tenang. Hanya aqidah yang benar yang mampu memacarkan ibadah dan perilaku yang benar. Pada saat yang sama, aqidahlah yang akan memberika keteguhan jiwa diatas kebenaran dan pengorbanan dijalannya. Segala bentuk keraguan, ketidakpastian , nifaq dan penyimpangan dari jalan yang benar , terjadi karena lemahnya aqidah didalam hati setiap muslim
Karena sesuatu hal, islam memilih kata iman untuk menunjukkan aqidah. Sebab imn menyentuh akal dan hati sekaligus , sera memadukan antara pikir dan aspek kejiwaan.

Karakteristik Kesepuluh
Berdakwah Secara Terang-terangan setelah terbentuk kader-Kader Inti Yang Kuat.
Bukti dari bentuk dakwah ini ialah tidak adanya seorang pun di antara para sahabat yang murtad pada waktu terjadi tribulasi dan dimulai konfrontasi. Bahkan , mereka yang telah hidup diperiode awal dakwah ii dikemudian hari menjadi generasi islam terbaik di segi kualitas keimanan, perilaku, jihad, dan pengorbanan. Bahkan , kalau kita perhatikan tingkatan teratas didalam umat islam , yaitu tingkatan sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga adalah dari kelompok mereka. Kecuali Umar Ibnul Khaththab ra. Kelompokn ini lah yang membentuk generasi pemimpin (jiil al-qiyadah ) bagi masyarakat yang terbina. Khalifah yang terpilihy dan telah disetujui oleh Rosul saw pun dari kelompok ini.
Inilah kader-kader i (nuwat) yang kemudian hari memikul beban dakwah islam dimuka bumi. Enam pulh sahabat inilah yang tiddak dapat ‘ dimusnahkan ’ setelah periode ini berakhir dan dimulai periode konfrontasi. Periode ini tidak akan terulang kembali ,dengan kata lain , kita tidak dapat menggambarkan gerkan islam dalam suatu peran sirriyatu ad-dakwah dan sirritayu at-tadzhim.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda