MANHAJ HARAKI
Periode 1
Berdakwah Secara sembunyi-sembunyi dan merahasiakan Struktur
organisasi
Karakteristik Pertama
Karakteristik Pertama
Dakwah secara Rahasia
Berkata al-muqrizi di dalam kitabnya Imta’ul
Asma’,”setelah jibril datang kepada Rosullullah di gua hira’ dan membacakan
kepadanya : Iqra’ bismi Rabbikal ladzi khalaq, Rosulullah saw. Pulang kerumah
Khadijah . beliau tinggal diam selama masa yang dikehendaki Allah tanpa
memperoleh sesuatupun. Wahyu terhenti, Rosulullah saw. Bersedih karenanya.
Dikatakan bahwa terhentinya wahyu tersebut selama hampir dua tahun.
Setelah malaikat tersebut, Rosulullah saw. Merasa takut dan pergi menemui khadijah ra. Ia berkata ,Selimutilah aku, selimutilah aku, kemudian Allah menurukan firman-Nya,
“Hai orang yang berkemul(berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan ! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakainmu berseihkanlah “ (Q.S. Al-Muddatsir (74):1-4)
Jadi, peristiwa pertama di Gua Hira’ adalah peristiwa kenabian dan pewahyuan, kemudian Allah memerintahkannya didalam ayat ini agar bangkit memberi peringatan kepada kaumnyadan mengajak mereka kepada Allah.
Setelah malaikat tersebut, Rosulullah saw. Merasa takut dan pergi menemui khadijah ra. Ia berkata ,Selimutilah aku, selimutilah aku, kemudian Allah menurukan firman-Nya,
“Hai orang yang berkemul(berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan ! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakainmu berseihkanlah “ (Q.S. Al-Muddatsir (74):1-4)
Jadi, peristiwa pertama di Gua Hira’ adalah peristiwa kenabian dan pewahyuan, kemudian Allah memerintahkannya didalam ayat ini agar bangkit memberi peringatan kepada kaumnyadan mengajak mereka kepada Allah.
Kesimpulan dapat dikatakan bahwa karakteristik pertama
bagi fase ini adalah bahwa rentang waktu periode ini selama tiga tahun, tahapan
siriyah untuk menjadikan pengokohan basis pendudkung dakwah hasil operasional
dakwah untuk menghadapi masyarakat. Setelah kuat melalui pendukung, tokoh-tokoh
dikuatkan oleh ayat berikut:
‘’Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (Al-hjir(15): 94)
Jadi penyampaian dakwah secara-secara terang-terangan dilakukan setelah adanya jaminan perlindungan Allah kepada Rasul-Nya dari gangguan orang-orang yang memperolok-olokkan.
‘’Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (Al-hjir(15): 94)
Jadi penyampaian dakwah secara-secara terang-terangan dilakukan setelah adanya jaminan perlindungan Allah kepada Rasul-Nya dari gangguan orang-orang yang memperolok-olokkan.
Karakteristik
kedua
Pelaksanaan Dakwah secara dasar pilihan
Pada periode ini dakwahnya tidak dilakukan secara
terbuka di majelis-majelis umum , tetapi dilakukan bedasarkan pribadi-pribadi
da’i atw dakwah fardiyah tetang karakteristik mad’u ‘orang yang didakwahi’
Kita dapati bahwa fondasi pertama bagi dakwah ini
adalah khadijah ra, Wanita yang pertama kali beriman dan istri Rosullullah
saw., Abu Bakar ra, teman akrab Rosulullah , Ali bin Abu Thalib anak pamannya
yang telah dibina sejak kecil, dan Zaid bin Haritsah , mantan budak beliau.
Ketika Abu Bakar memulai berdakwah, ia memilih mad’u
sendiri. Abu bakar seorang lelaki yang akrab dengan kaumnya, dicintai dan disayangi,
ia orang Quraisy yang paling mengerti nasab bangsa Quraisy serta masalah
kebaikan atw keburukan yang ada pada suku ini, ia dikenal seoarng pedagang yang
memiliki akhlak mulia, ia sering didatangi datangi oleh tokoh-tokoh kaumnya
terkait pendapatnya karena ilmu, perdagangan dan kebaikan pergaulannya,
kemudian ia mulai mengajak kepada Allah dan Islam, melalui dakwah nya maka
Ustman bin Affan , Zubair bin Awwam , Abdul Rahman bin auf , Saad bin Abi
Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah masuk islam.kedelapan oarang itu masuk
islam kemudian shalat dan membenarkannya.
Dakwah tersebut dilakukan dengan mengandalkan tsiqoh
‘kepercayaan’ kendati faktor-faktor yang membuat dakwah Abu Bakar diterima itu
banyak.
Karakteristik
Ketiga
Berdakwah melalui intelektualitas dan Da’i dan status
Sosialnya
Ini merupakan penjelasan lebih lanjut terhadap sifat-sifat pribadi Abu Bakar yang disebutkan di atas mengingat dia merupakan da’i yang berpengaruh pada waktu itu. Kita dapat mengenal sifat-sifat pribadi melalui unsur-unsur berikut.
Ini merupakan penjelasan lebih lanjut terhadap sifat-sifat pribadi Abu Bakar yang disebutkan di atas mengingat dia merupakan da’i yang berpengaruh pada waktu itu. Kita dapat mengenal sifat-sifat pribadi melalui unsur-unsur berikut.
a. Akhlak.
Abu Bakar
adalah seorang lelaki yang yang akrab dengan kaumnya, dicintai dan disayangi
b. Pengetahuan.
Abu Bakar
adalah seorang Quraisy yang paling mengerti dan tahu tentag nasab suku Quraisy
serta masalah kebaikan dan keburukan yang pada suku ini.
c. Pekerjaan
dan status sosial .
Abu Bakar
dikenal sebagai pedagang yang dimiliki akhlak mulia. Sering didatangi oleh
tokohy-tokoh kaumnya untuk dimintai pendapat mengenai banyak hal. Karakteristik
keempat Dakwah secara Umum.
Dakwah kepada orang-orang tertentu bukan berarti membatasi dakwah
pada kelompok tertentu ataw tingkatan tertentu dikalangan masyarakat, Dakawh
harus menjangkau semua lapisan yang ada didalam masyarakat, tetapi penjangkauan
ini harus dilakukan melalui orang-oarng tertentu terlebih dahulu. Dapat kita
lihat bahwa tahapan siriyah bagi masyarakat muslim ini telah berhasil merekrut
semua lapisan pada saat itu. Kita lihat daftar para sahabat menurut kabilah
mereka yang dikenal, maka kita dapati :
pertama Bani Hasyim seperti Ali Bi Abu Thalib kedua Bani Umaiyah
seperti Ustman Bin Affan , ketiga Bani Makhzum seperti Yasir bin Amir, keempat
Bani Taim seperti Abu Bakar ash shidiq, kelima Bani Adi seperti Sa’id bin Zaid,
keenam Bani Zuhrah seperti Sa’ad bin Abi Waqqash, ketujuh Bani Sahm seperti
hafshah binti umar, kedelapan Bani Jameh Khaththab bin al-Harits, Kesempilan
Bani Asad seperti Zubair binAwwam, kesepuluh Bani Amir Abu Ubaidillah bin al
Jarrah, kabilah-kabilah yang lain.
Karakteristik
Kelima
Peranan Wanita pada Periode Sirriyah
Seperempat dari masyarakat Islam periode ini terdiri
dari kaum wanita, sebagian besar para pemuda yang sudah berkeluarga istri-istri
mereka juga masuk islam bersamaannya. Kaum wanita ini hidup diperiode sirriyah
tanpa diketahui oleh seorang pun keislaman mereka. Kita harus memberiakn
perhatian kepada peranan kaum wanita dalam perjalanan dakwah ini sebagaimana
mestinya, bahkan dalam riwayat bahwa menyebutkan Asma’ ra. Adalah seorang
prajurit periode ini.
Karakteristik
keenam
Shalat Menurut riwayat yang paling kuat, tidak ada
satu pun periode dakwah kaum muslimin yang sunyi dari pelaksanaan shalat.
Berikut ini Ibnu Ishaq, “Sebagian ahli ilmu menceritakan kepadaku bahwa sewaktu
shalat diwajibkan atas Rosulullah saw. Jibril datang kepada nya sedang beliau
berada diatas bukit mekah. Kemudian mengisyaratkan kepada nya kerah lembah .
maka terbelahlag sebuah mata air darinya. Kemudian jibril mengajarka cara
berwudhu kepada Rosulullah, lalu Rosul pun ikut berwudhu sebagaimana jibril.
Kemudian jibril berdiri dan Shalat mengimami Rosulullah saw. Rosul pun
mengikutinya Shalatnya, lalu jibril meninggalkannya, lalu Rosul mengajarkan
khadijiah memperagakan wudhu untuk shalat sebagimana diperlihatkan jibril
Kepadanya. Maka khadijah berwudhu kemudian Rosul mengimaminya sebagimana jibril
telah mengimaminya.
Karakteristik
ketujuh
Pengetahuan Orang Quraisy tentang Dakwah Quraisy belum
memberikan perhatian khusus terhadap dakwah ini karena fenomena kehanifan sudah
sejak lama dimasyarakat mekkah. Seperti yang tercermin pada Zaid bin Amer bin
Naufal, Waraqah bin Naufal , dan Umaiyah Bin Abu Shalt. Quraisy mengira bahwa
islam tidak berbeda dengan orang-orang hanif yang menghindarkan diri dari
menyembah berhala. Bahkan boleh dikatakan , pada periode sirriyah ini Quraisy
lebih banyak memperhatika oarng-orang hanif daripada kaum muslimin.
Disebutkan bahwa dia (Abu Thalib) berkata kepada Ali ,
“wahai Ananda , agama apakah yang kamu anut ini ? “ Ali menjawab ,” Aku beriman
kepada Rosul Allah , aku membenarkan segala yang dibawanya, aku shalat karena
Allah bersamanya dan aku mengikutinya “Sesungguhnya dia (Rosulullah saw) tidak
akan mengajakmu kecuali kepada kebaikan , maka ikutilah dia dengan baik”
Jadi pengetahuan Quraisy tentang sebagian “fenomena
aneh “ ini tidak menimbulkan kemarahan selama orang-orag tersebut mencukupkan
diri sendiri dari kalangan sendiri. Dari sini kita pun dapat memahami sikap
“damai “ yang terkadang –kadang ditunjukkan pemerintahan jahiliyah terhadap
kaum muslimin yang menjadikan islam sebagai aqidah (keyakinan) dihati dan
ibadah.
Karakteristik
Kedelapan
Hidup Berdampingan antara kaum muslimin dan orang lain.
Pada periode ini kita tidak pernah mendengar adanya
“perbenturan “ antara masyarakat islam yang sedang tumbuh dengan masyarakat
islam yang tumbuh dengan masyarakat jahiliyah. Dakwah terbuka buka merupakan
sasaran periode ini. Sehingga, kaum muslimin belum boleh mencampuri urusan
orang lain dengan mengkritik ,berkonfrontasi atau menantang secara
terang-terangan. Prinsip yang harus dianut para perode ini ialah tidak boleh
menampakkan ketidaksetujuan, kecuali bila dalam keadaan terpaksa sekali Tanzhim
dan Fikrah masih harus dirahasiakan sepeuhnya.
Karakteristik
Kesembilan
Memfokuskan pada pembinaan Aqidah
Ideologi kaum kafir dan Taghut telah mendominasi kehidupan
manusia karena itu perbaikan dan pembinaan aqidah yang benar harus dilakukuan
secara tenang. Hanya aqidah yang benar yang mampu memacarkan ibadah dan
perilaku yang benar. Pada saat yang sama, aqidahlah yang akan memberika
keteguhan jiwa diatas kebenaran dan pengorbanan dijalannya. Segala bentuk
keraguan, ketidakpastian , nifaq dan penyimpangan dari jalan yang benar ,
terjadi karena lemahnya aqidah didalam hati setiap muslim
Karena sesuatu hal, islam memilih kata iman untuk menunjukkan aqidah. Sebab imn menyentuh akal dan hati sekaligus , sera memadukan antara pikir dan aspek kejiwaan.
Karena sesuatu hal, islam memilih kata iman untuk menunjukkan aqidah. Sebab imn menyentuh akal dan hati sekaligus , sera memadukan antara pikir dan aspek kejiwaan.
Karakteristik
Kesepuluh
Berdakwah Secara Terang-terangan setelah terbentuk
kader-Kader Inti Yang Kuat.
Bukti dari bentuk dakwah ini ialah tidak adanya seorang pun di antara para sahabat yang murtad pada waktu terjadi tribulasi dan dimulai konfrontasi. Bahkan , mereka yang telah hidup diperiode awal dakwah ii dikemudian hari menjadi generasi islam terbaik di segi kualitas keimanan, perilaku, jihad, dan pengorbanan. Bahkan , kalau kita perhatikan tingkatan teratas didalam umat islam , yaitu tingkatan sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga adalah dari kelompok mereka. Kecuali Umar Ibnul Khaththab ra. Kelompokn ini lah yang membentuk generasi pemimpin (jiil al-qiyadah ) bagi masyarakat yang terbina. Khalifah yang terpilihy dan telah disetujui oleh Rosul saw pun dari kelompok ini.
Bukti dari bentuk dakwah ini ialah tidak adanya seorang pun di antara para sahabat yang murtad pada waktu terjadi tribulasi dan dimulai konfrontasi. Bahkan , mereka yang telah hidup diperiode awal dakwah ii dikemudian hari menjadi generasi islam terbaik di segi kualitas keimanan, perilaku, jihad, dan pengorbanan. Bahkan , kalau kita perhatikan tingkatan teratas didalam umat islam , yaitu tingkatan sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga adalah dari kelompok mereka. Kecuali Umar Ibnul Khaththab ra. Kelompokn ini lah yang membentuk generasi pemimpin (jiil al-qiyadah ) bagi masyarakat yang terbina. Khalifah yang terpilihy dan telah disetujui oleh Rosul saw pun dari kelompok ini.
Inilah kader-kader i (nuwat) yang kemudian hari
memikul beban dakwah islam dimuka bumi. Enam pulh sahabat inilah yang tiddak
dapat ‘ dimusnahkan ’ setelah periode ini berakhir dan dimulai periode
konfrontasi. Periode ini tidak akan terulang kembali ,dengan kata lain , kita
tidak dapat menggambarkan gerkan islam dalam suatu peran sirriyatu ad-dakwah
dan sirritayu at-tadzhim.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda