MEMBINA ANGKATAN MUJAHID
BAB I : Hasan
Al-Banna Peletak Teori Gerakan Islam Kontemporer
Banyak angkatan muda Islam yang
tidak mengenal Hasan Al-Banna dengan fikrah dan dakwahnya. Bahkan banyak orang
yang sengaja mengaburkan gambaran tentang Hasan Al-Banna di mata generasi muda
Islam. Di pihak lain, kini marak aliran pemikiran sakit yang menghendaki
terasingnya fikrah dan dakwah Hasan Al-Banna.
Bagaimanapun, Hasan Al-Banna
tetaplah sang peletak dasar teori gerakan Islam. Dia yang telah mengemukakan
gagasan yang aplikatif dan dapat diterima oleh setiap muslim, dari awal sampai
akhirnya. Demkianlah, Hasan Al-Banna adalah seorang pembaharu, sebagaimana
telah disepakati oleh orang yang berbicara tentangnya dengan penuh kepahaman dan
objektivitas. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti penyematan sifat
kema’shuman kepada Hasan Al-Banna --karena kema’shuman hanya dimiliki oleh
manusia terbaik sepanjang zaman, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam.
Fikrah Hasan Al-Banna adalah fikrah
yang komprehensif. Beliau berhasil memadukan antara hukum-hukum syariat dan
tuntutan zaman; antara cita-cita melangit seorang muslim dengan realitas di
lapangan; antara kesempurnaan tarbiyah dan ta’lim dengan tatanan dan aktivitas
politik serta ekonomi; dan lain hal yang memenuhi hajat kaum muslim dewasa ini.
Beliau berhasil meletakkan berbagai hal tad, sekaligus membersihkan
‘benda-benda’ warisan Islam dari berbagai noda dan kotoran yag menempel
padanya.
BAB II : Kunci Memahami Dakwah
Ikwanul Muslimin
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari
Muslim, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam berkata kepada Hudzaifah,
“Hendaklah kamu komitmen bersama
jamaah kaum muslimin dan imamnya”
Salah satu prinsip dasar yang
tidak boleh diabaikan oleh seorang uslim adalah bahwa umat Islam harus
mempunyai dan loyal kepada jamaah dan imam. Iniah kunci pertama untuk memahami
persoalan Ikhwanul Muslimin
Dakwah Ikhwan merupakan simbol bagi
berkibarnya panji politik Islam di banya wilayah Islam. Inilah satu kunci lagi
untuk memahami Ikhwanul Muslimin dan dakwahnya.
Bergerak bersama Ikhwanul Muslimin
layaknya menjadi keharusan, meskipun bagi mereka yag mempunyai aliran Islam
sendiri. Mengapa demikian? Karena untuk mewujudkan tujuan-tujun Islam
diperlukan amal jama’I. Ada fiqih dakwah yang sesuai dengan
tuntutan zaman; ada fiqih Islam tentang bagaimana melawan berbagai bentuk
kekufuran; ada kegiatan pemantauan terhadap berbagai kejadian yang menimpa umat
Islam di berbagai wilayah; ada tuntutan sikap sehari-hari sebagai konsekuensi dari
konflik harian demi tegaknya Islam; ada lag tuntutan gerakan Islam terpadu yang
mengharuskan setiap muslim berada di bawah naungannya; ada juga aksi politis
Islam, yang semuanya mengharuskan setiap muslim bergerak dalam jamaatul
muslimin. Harkanus dicatat bahwa gerakan Ikhwan adalah gerakan total yang dapat
mengakomodasi semua tuntutan dan menghimpun semua potensi.
BAB III : Tanggung Jawab Besar
Tanggung jawab terbesar kita adalah
melakukan tjdid (pembaruan) dannaql (alih
generasi). Yakni pembaruan ajaran Islam dan proses perubahan terhadap pribadi
Muslim dari satu kondisi ke kondisi yang lain dan dari satu fase ke fase yang
lain.
Ikhwanul Muslimin sebagai sebuah
jamaa an memusatkan perhatian pada pelayanan umum harus ikut bersama-sama
dengan semua jamaah Islam yang ada untuk berkhidmat kepada masyarakat umum
denga berbagai sarana. Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan pembaruan harus
memahami betul kebutuhan amal islam dewasa ini, yang selama ini diabaikan oleh
umat Islam sendiri. Ikhwanul Muslimin harus menumbuhkan erasaan seorang musli
terhadap eksistens dirinya sebagai uslimdan ikatannya kepada kaum muslimin
secara umum. Setelah itu mengantarkannya ke satu tingkat yang lebih tinggi
dalam Islam dan menggabungkannya ke shaf, agar proses perubahan umat Islam dai
satu fase ke fase berikutnya dapat berjalan dengan sempuna.
BAB IV: Tentang Tujuan
Dalam Risalah Ta’lim, hasan Al-Banna
memaparkan tingkatan amal yang dituntut dari seorang akh yang
tulus. Adapun tingkatan amal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perbaikan diri sendiri,
sehingga al-akh menjadi orang ang kuat fisiknya, kokoh
akhlaknya, luas wawasannya, mamp mencari pnghidupan, selamat akdahnya, benar
ibaahnya, pejang bagi dirinya sendiri, penuh perhatian akan waktunya, rapi
urusannya, dan bermanfaat bagi orang lain.
2. Pembentukan keluarga muslim.
3. Bimbingan masyarakat.
4. Pembebasan tanah air dari setiap
penguasaan asing –non Islam—baik secara politik, ekonomi, maupun moral.
5. Memperbaiki keadaan pemerintah
sehinnga menjadi pemerintah Islam yang baik.
6. Usaha mempersiapkan seluruh aset
negeri di dunia ini untuk kemaslahatan Islam.
7. Penegakkan kepemipinan dunia dengan
penyebaran dakwah Islam di seantero negeri.
Ikhwanul Muslimin adalah jamaah yang
berslogan : kebenaran,kekuatan, dan kbebasan.
Kebenaran, seperti yang tertuang
dalam QS. Ysuf: 1, “Dan kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu
adalah benar.”
Kekuaatan, sebagaimana firman
Allah: “Siapkanlah untuk mereka apa-apa yang kamu mampu dari kekuatan
dan dari kuda-kuda yang ditambatkan.” (QS. Al-Anfal: 60).
Kebebasan, seperti perkataan para
sahabat, “Kami datang untuk mengeluarkan manusia dari penghambaandiri
antar sesamanya menuju penghambaan diri kepada Allah; dari kezhaliman
agama-agama menuju keadilan Islam.”
Sungguh, betapa besarnya tanggung
jawab jamaah ini dan betapa agungnya tujan tesebut. Rang mungkin melihatnya
sebagai hayalan sedangkan seorang muslim melihatnya sebagai kenyataan. Kita
tidak pernahputus asa untuk meraihnya dan –bersama Allah—kita memiliki cia-cita
luhur.
BAB V: Tentang Sarana
§ Sarana untuk mencapai pembentukan
pribadi muslim adalah murabbi (pembina),manhaj (sistem), dan
lingkungan yang sehat.
§ Sarana untuk tercapainya rumah
tangga muslim adalah pemahaman dan perhatian yang besar terhadap masalah rumah
tangga, wanita, dan anak-anak.
§ Sarana untuk tercapainya masyarakat
muslim adalah proses ta’rif (pengenalan),takwin (pembinaan),
dan tanfidz (penerapan).
§ Sarana untuk menegakkan pemerintahan
Islam adalah penguatan fikrah dan tarbiyah dalam kehidupan umat.
§ Sarana untuk menegakkan daulah
Islamiyah adalah dengan menegakkan sebuah negara Islam yang besar, yang
memiliki kekuatan pengaruh dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi di
sebagian besar wilayah bumi. Namun, yang terpenting adalah melangkah di atas
mukadimah dan kaidah-kaidah yang benar, beraktivitas terus-menerus untuk
memastikan bahwa dunia akan menerima dakwah ini.
BAB VI: Tahapan-Tahapan Dakwah
1. Ta’rif
Dalam tahapan ini, dakwah dilakukan
dengan menyebarkan fikrah Islam di tengah masyarakat. Sistem untuk tahapan ini
adalah sistem kelembagaan, medianya adalah adalah nasehat dan kebermanfaatan.
2. Takwin
Dalam tahapan ini,dakwah ditegakkan
dengan melakukan seleksi terhadap anasir positif untuk memikul beban jihad dan
untuk menghimun berbagai bagian yang ada. Sistemnya bersifat tasawuf murni
dalam tataran ruhani dan bersifat militer dalam tataran operasional. Kata kunci
dalam tahapan ini adalah: totalitas ketaatan.
3. Tanfidz
Dakwah dalam tahapan ini adalah
jihad, tanpa ragu, kerja terus-menerus untu mencapai tujuan akhir, dan kesiapan
menanggung cobaan dan ujian.
BAB VII: Risalah Ta’lim dan
Sendi-Sendi Pembentukkan Pribadi Islami
Risalah
Ta’lim adalah risalah gerakan. Risalah in ditulis dalam rangka menjadi
titk tolak bagi setiap akh yang tulus dalam melangkah.
10 Arkanul Bai’at :
1.
Al-Fahmu
Memahami ‘fikrah islamiyah yang
bersih’ (tertuang dalam batas-batas ushulul ‘isyrin)
2.
Ikhlas
Segala aktivitas dilakukan
semata-mata untuk mencari ridho Allah
3.
Amal
Buah dari ilmu dan keikhlasan.
Artinya, amal baru akan sempurna jika teah mengetahui ilmunya dan ada
keikhlasan dalam menjalaninya.
4.
Jihad
5.
Tadhiyah
Pengrbanan jiwa, harta, waktu,
kehidupan, dan segala sesuatu yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
6.
Taat
Menunaikan perintah, baik dalam keadaan
sulit maupun mudah, saat bersemangat maupunmalas.
7.
Tsabat
Seorang al-akh harus
teguh pendiriannya dalam mecapai tujuan.
8.
Tajarrud
Tajrrud atau totalitas berarti
membersihkan pola pikir dari pengaruh yang lain, karenaia adalah
setinggi-tinggi dan selengkap-lengkapnya fikrah.
9.
Ukhuwah
Yaitu terikatnya hati dan ruhani
dengan ikatan aqidah. Aqidah sekokoh-kokoh dan semurni-murninya katan
10.
Tsiqoh
Yaitu ibaratasa puasnya seorang
tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya
mapunkeikhlasannya, dengan kepuasan yang mendalam Yang menghasilkan perasaan
cinta, penghargaan, penghormatan, dan ketaatan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda