Jumat, 18 April 2014

pesan Ummi terhadap putrinya

Assalamu'alaikum wr.wb.
Muslimah, bersyukurlah karena kita adalah salah satu diantara wanita shaleha di dunia.
ya.. wanita shaleha yg lebih dari seorang bidadari syurga..
percaya tidak ??
harus percaya, yuuk qt bhas dikit ya.
Wanita shaleha di dunia jauh lebih mulia dari pada bidadari syurga.
karena wanita shaleha masuk syurga atas upaya dan usaha mereka dalam mengharap ridho Allah.
tp, bidadari syurga adalah bidadari yang Allah telah takdirkan mereka untuk hidup selamanya di Surga-Nya Allah.
Nah, sekarang dah percayakan.

jgn sedih dikatakan lemah,
Kadang terlintas di benak ketika mendengar kata “Dho‟iif (lemah)” itu hanya dimiliki oleh sebagian manusia khususnya wanita. Padahal realitasnya, semua manusia itu lemah, tanpa terkecuali. oleh karenanya, manusia tidak pernah kehilangan satu bentuk dari bentuk-bentuk sifat lemahannya.

“Dan manusia dijadikan bersifat lemah”. (QS. An-Nisa ; 28).

Percayalah jiwa yang lembutmu adalah keistimewaan bagimu.
wanita itu dilahirkan dalam 3 hal : ketika ia menjadi seorang anak, menjadi seorang Istri dan menjadi seorang Ibu.
hah !! baru sadara.. :)

berbicara tentang menjadi seorang istri,
Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang sholehah. Rasulullah SAW bersabda,“Apa yang dicari seorang mukmin setelah taqwa kepada Allah tidak lebih baik dari seorang wanita yg sholeh,apabila diperintah suami ia mentaatinya,apabila dipandang sangat menyenangkannya,apabila disumpah ia melaksanakannya dengan jujur, dan apabila ditinggal pergi ia menjaga dirinya dan harta suaminya.”(HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah ra.)

Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya.Suami yang selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya.Suami yang menjadi qawwam (pemimpin, pelindung) istrinya.Suami yg begitu tangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga.Suami yg tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya.

Suami yang menjadi seorang nahkoda kapal keluarga,mengarungi samudera agar selamat menuju tepian hakiki "Surga".Dia memegang teguh firman Allah,"Wahai orang-orang yang beriman,peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."(QS. At-Tahrim: 6)..

Tp, buat muslimah yang belum dapat Izin dari Allah,
Ingat pesan Ummi nich..
mw tw ?? :)
boleh dech, ana sedikit berbagi.

ummi sering mengingatkan ana, dengan firman Allah :
""hunna libasullakum wa antum libasullahum". mreka (isterimu) adlh pakaian bagimu dan kmu (suami) adlh pakaian bagi mreka). shadaqallahul 'adziim

jadi, lebih pada perbaikan diri aj dulu. Insya Allah.
jadilah  pakaian terbaik untuk calon Imam yang Allah telah tentukan untuk kita..

okkey...
jika da wkt kita bhas lg yach...
wassalamu'alaikum



Rabu, 16 April 2014

PERGERAKAN I IKHWANUL MUSLIMIN


a.    Hasan Al-Banna
“akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air di bawah naungan islam yang hanif. Akulah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia wujudnya, maka ia pun berseru, “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi-Nya. Kepada yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku temasuk orang-orang yang berserah diri.” Inilah aku. Dan kamu, kamu sendiri siapa?

b.   Dakwah Kami
Keterusterangan
Kami ingin berterus-terang kepada semua orang tentang tujuan kami, memaparkan di hadapan mereka metode kami, dan membimbing mereka menuju dakwah kami.

Kesucian
Ikhwanul Muslimin membawa misi dakwah yang bersih dan suci, bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu. Ia terus berlalu menapaki jalan panjang kebenaran yang telah digaris Allah SWT. Dalam firman-Nya (Yusuf:108)

Kasih sayang
Umat ini lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbuat di Jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dab pasrah oleh keputusasaan.

Semua Keutamaan Hanyalah milik ALLAH
Andaikan yang kami lakukan ini adalah sebuah keutamaan, maka kami sama sekali tidak menganggap bahwa itu keutamaan diri kami. Kami hanya percaya pada firman Allah SWT (Al-Hujurat:17). Di tangan Nyalah berada semua kunci dan kendali hati manusia. Siapa yang ia sesatkan maka tak aka nada yang dapat menunjukinya, dan siapa yang ia tunjuki maka tak aka nada yang dapat menyesatkannya. Cukuplah Dia bagi kami. Dia-lah sebaik-baik tempat bergantung. Bukankah hanya Allah yang mencukupi kekurangan hamba-Nya.

Empat Golongan Objek Dakwah:
1.      Golongan Mukmin
Kepada golongan ini kami segera mengajak untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami agar jumlah para mujahidin semakin banyak, dan dengan tambahan suara mereka, suara para dai akan seakin tinggi.
2.      Golongan yang ragu-ragu
Mereka adalah orang-orang yng belum mengetahui secara jelas hakikat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan serta manfaat dibalik ucapan-ucapan kami. Mereka bimbang dan ragu. Biarkanlah mereka bersama keraguannya, sembari mereka tetap berhubungan dekat dengan kami. Setelah itu, insya allah hati mereka akan tentram dan dapat menerima kami. Begitulah juga tabiat golongan manusia peragu, yang menjadi pengikut para rasul pada zaman dahulu.
3.      Golongan yang mencari keuntungan
Mereka adalah kelompok yang tidak ingin memberikan dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui keuntungan materi yang dapat mereka peroleh sebagai imbalannya. Kepada mereka ini kami hanya ingin mereka tahu “ Menjauhlah! Disini hanya ada pahala dari Allah SWT jika kamu benar-benar ikhlas.” Bila kelak Allah menyingkap tabir kegelapan dari hat mereka dan menghilangkan kabut keserakahan dari jiwanya, niscaya mereka akan tahu bahwa sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah itu jauh lebih baik dan lebih kekal. Kami percaya, hal itu akan mendorongnya bergabung dengan barisan Allah.
4.      Golongan yang berprasangka buruk
Mereka adalah orang-orang yang selalu berprasangka buruk kepada kami dan hatinya diliputi keraguan atas kami. Kami bermohon kepada Allah SWT, agar berkenaan memperlihatkan kepada kami dan kepada mereka kebenaran sebagai kebenaran dan memberi kekuataan kepada kami untuk mengikutinya. Memperlihatkan kebatilan sebagai kebatilan dan memberikan kekuatan kepada kami untuk menjauhinya. Kami akan selalu mendakwahi mereka jika mereka mau menerima, dan kami juga berdoa kepada Allah SWT agar menunjuki mereka. Sesuai dengan firman Allah (Qaashash:56).

MELEBUR
Beban dakwah ini hanya dapat dipikul oleh mereka yang telah memahami dan bersedia memberi apa saja yang kelak dituntut olehnya, baik waktu, kesehatan, harta, bahkan darah.( At-Taubah: 24) Dakwah ini tidk mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya.

MEMBINA ANGKATAN MUJAHID


BAB I :   Hasan Al-Banna Peletak Teori Gerakan Islam Kontemporer
Banyak angkatan muda Islam yang tidak mengenal Hasan Al-Banna dengan fikrah dan dakwahnya. Bahkan banyak orang yang sengaja mengaburkan gambaran tentang Hasan Al-Banna di mata generasi muda Islam. Di pihak lain, kini marak aliran pemikiran sakit yang menghendaki terasingnya fikrah dan dakwah Hasan Al-Banna.
Bagaimanapun, Hasan Al-Banna tetaplah sang peletak dasar teori gerakan Islam. Dia yang telah mengemukakan gagasan yang aplikatif dan dapat diterima oleh setiap muslim, dari awal sampai akhirnya. Demkianlah, Hasan Al-Banna adalah seorang pembaharu, sebagaimana telah disepakati oleh orang yang berbicara tentangnya dengan penuh kepahaman dan objektivitas. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti penyematan sifat kema’shuman kepada Hasan Al-Banna --karena kema’shuman hanya dimiliki oleh manusia terbaik sepanjang zaman, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam.
Fikrah Hasan Al-Banna adalah fikrah yang komprehensif. Beliau berhasil memadukan antara hukum-hukum syariat dan tuntutan zaman; antara cita-cita melangit seorang muslim dengan realitas di lapangan; antara kesempurnaan tarbiyah dan ta’lim dengan tatanan dan aktivitas politik serta ekonomi; dan lain hal yang memenuhi hajat kaum muslim dewasa ini. Beliau berhasil meletakkan berbagai hal tad, sekaligus membersihkan ‘benda-benda’ warisan Islam dari berbagai noda dan kotoran yag menempel padanya.

BAB II : Kunci Memahami Dakwah Ikwanul Muslimin
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam berkata kepada Hudzaifah, 
“Hendaklah kamu komitmen bersama jamaah kaum muslimin dan imamnya”
 Salah satu prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan oleh seorang uslim adalah bahwa umat Islam harus mempunyai dan loyal kepada jamaah dan imam. Iniah kunci pertama untuk memahami persoalan Ikhwanul Muslimin
Dakwah Ikhwan merupakan simbol bagi berkibarnya panji politik Islam di banya wilayah Islam. Inilah satu kunci lagi untuk memahami Ikhwanul Muslimin dan dakwahnya.
Bergerak bersama Ikhwanul Muslimin layaknya menjadi keharusan, meskipun bagi mereka yag mempunyai aliran Islam sendiri. Mengapa demikian? Karena untuk mewujudkan tujuan-tujun Islam diperlukan amal jama’I. Ada fiqih dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman; ada fiqih Islam tentang bagaimana melawan berbagai bentuk kekufuran; ada kegiatan pemantauan terhadap berbagai kejadian yang menimpa umat Islam di berbagai wilayah; ada tuntutan sikap sehari-hari sebagai konsekuensi dari konflik harian demi tegaknya Islam; ada lag tuntutan gerakan Islam terpadu yang mengharuskan setiap muslim berada di bawah naungannya; ada juga aksi politis Islam, yang semuanya mengharuskan setiap muslim bergerak dalam jamaatul muslimin. Harkanus dicatat bahwa gerakan Ikhwan adalah gerakan total yang dapat mengakomodasi semua tuntutan dan menghimpun semua potensi.

BAB III : Tanggung Jawab Besar
Tanggung jawab terbesar kita adalah melakukan tjdid (pembaruan) dannaql (alih generasi). Yakni pembaruan ajaran Islam dan proses perubahan terhadap pribadi Muslim dari satu kondisi ke kondisi yang lain dan dari satu fase ke fase yang lain.
Ikhwanul Muslimin sebagai sebuah jamaa an memusatkan perhatian pada pelayanan umum harus ikut bersama-sama dengan semua jamaah Islam yang ada untuk berkhidmat kepada masyarakat umum denga berbagai sarana. Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan pembaruan harus memahami betul kebutuhan amal islam dewasa ini, yang selama ini diabaikan oleh umat Islam sendiri. Ikhwanul Muslimin harus menumbuhkan erasaan seorang musli terhadap eksistens dirinya sebagai uslimdan ikatannya kepada kaum muslimin secara umum. Setelah itu mengantarkannya ke satu tingkat yang lebih tinggi dalam Islam dan menggabungkannya ke shaf, agar proses perubahan umat Islam dai satu fase ke fase berikutnya dapat berjalan dengan sempuna.

BAB IV: Tentang Tujuan
                Dalam Risalah Ta’lim, hasan Al-Banna memaparkan tingkatan amal yang dituntut dari seorang akh yang tulus. Adapun tingkatan amal tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Perbaikan diri sendiri, sehingga al-akh menjadi orang ang kuat fisiknya, kokoh akhlaknya, luas wawasannya, mamp mencari pnghidupan, selamat akdahnya, benar ibaahnya, pejang bagi dirinya sendiri, penuh perhatian akan waktunya, rapi urusannya, dan bermanfaat bagi orang lain.
2.      Pembentukan keluarga muslim.
3.      Bimbingan masyarakat.
4.      Pembebasan tanah air dari setiap penguasaan asing –non Islam—baik secara politik, ekonomi, maupun moral.
5.      Memperbaiki keadaan pemerintah sehinnga menjadi pemerintah Islam yang baik.
6.      Usaha mempersiapkan seluruh aset negeri di dunia ini untuk kemaslahatan Islam.
7.      Penegakkan kepemipinan dunia dengan penyebaran dakwah Islam di seantero negeri.

Ikhwanul Muslimin adalah jamaah yang berslogan : kebenaran,kekuatan, dan kbebasan.

Kebenaran, seperti yang tertuang dalam QS. Ysuf: 1, “Dan kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu adalah benar.”
Kekuaatan, sebagaimana firman Allah: “Siapkanlah untuk mereka apa-apa yang kamu mampu dari kekuatan dan dari kuda-kuda yang ditambatkan.” (QS. Al-Anfal: 60).
Kebebasan, seperti perkataan para sahabat, “Kami datang untuk mengeluarkan manusia dari penghambaandiri antar sesamanya menuju penghambaan diri kepada Allah; dari kezhaliman agama-agama menuju keadilan Islam.”
Sungguh, betapa besarnya tanggung jawab jamaah ini dan betapa agungnya tujan tesebut. Rang mungkin melihatnya sebagai hayalan sedangkan seorang muslim melihatnya sebagai kenyataan. Kita tidak pernahputus asa untuk meraihnya dan –bersama Allah—kita memiliki cia-cita luhur.

BAB V:  Tentang Sarana
§  Sarana untuk mencapai pembentukan pribadi muslim adalah murabbi (pembina),manhaj (sistem)dan lingkungan yang sehat.
§  Sarana untuk tercapainya rumah tangga muslim adalah pemahaman dan perhatian yang besar terhadap masalah rumah tangga, wanita, dan anak-anak.
§  Sarana untuk tercapainya masyarakat muslim adalah proses ta’rif (pengenalan),takwin (pembinaan), dan tanfidz (penerapan).
§  Sarana untuk menegakkan pemerintahan Islam adalah penguatan fikrah dan tarbiyah dalam kehidupan umat.
§  Sarana untuk menegakkan daulah Islamiyah adalah dengan menegakkan sebuah negara Islam yang besar, yang memiliki kekuatan pengaruh dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi di sebagian besar wilayah bumi. Namun, yang terpenting adalah melangkah di atas mukadimah dan kaidah-kaidah yang benar, beraktivitas terus-menerus untuk memastikan bahwa dunia akan menerima dakwah ini.

BAB VI: Tahapan-Tahapan Dakwah
1.       Ta’rif
Dalam tahapan ini, dakwah dilakukan dengan menyebarkan fikrah Islam di tengah masyarakat. Sistem untuk tahapan ini adalah sistem kelembagaan, medianya adalah adalah nasehat dan kebermanfaatan.
2.       Takwin
Dalam tahapan ini,dakwah ditegakkan dengan melakukan seleksi terhadap anasir positif untuk memikul beban jihad dan untuk menghimun berbagai bagian yang ada. Sistemnya bersifat tasawuf murni dalam tataran ruhani dan bersifat militer dalam tataran operasional. Kata kunci dalam tahapan ini adalah: totalitas ketaatan.
3.       Tanfidz
Dakwah dalam tahapan ini adalah jihad, tanpa ragu, kerja terus-menerus untu mencapai tujuan akhir, dan kesiapan menanggung cobaan dan ujian.

BAB VII: Risalah Ta’lim dan Sendi-Sendi Pembentukkan Pribadi Islami
                Risalah Ta’lim adalah risalah gerakan. Risalah in ditulis dalam rangka menjadi titk tolak bagi setiap akh yang tulus dalam melangkah.
10 Arkanul Bai’at :
1.                  Al-Fahmu
Memahami ‘fikrah islamiyah yang bersih’ (tertuang dalam batas-batas ushulul ‘isyrin)
2.                  Ikhlas
Segala aktivitas dilakukan semata-mata untuk mencari ridho Allah
3.                  Amal
Buah dari ilmu dan keikhlasan. Artinya, amal baru akan sempurna jika teah mengetahui ilmunya dan ada keikhlasan dalam menjalaninya.
4.                  Jihad
5.                  Tadhiyah
Pengrbanan jiwa, harta, waktu, kehidupan, dan segala sesuatu yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
6.                  Taat
Menunaikan perintah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupunmalas.
7.                  Tsabat
Seorang al-akh harus teguh pendiriannya dalam mecapai tujuan.
8.                  Tajarrud
Tajrrud atau totalitas berarti membersihkan pola pikir dari pengaruh yang lain, karenaia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengkapnya fikrah.
9.                  Ukhuwah
Yaitu terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah sekokoh-kokoh dan semurni-murninya katan
10.              Tsiqoh
Yaitu ibaratasa puasnya seorang tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya mapunkeikhlasannya, dengan kepuasan yang mendalam Yang menghasilkan perasaan cinta, penghargaan, penghormatan, dan ketaatan.

MANHAJ HARAKI


Periode 1

Berdakwah Secara sembunyi-sembunyi dan merahasiakan Struktur organisasi
Karakteristik Pertama
Dakwah secara Rahasia
Berkata al-muqrizi di dalam kitabnya Imta’ul Asma’,”setelah jibril datang kepada Rosullullah di gua hira’ dan membacakan kepadanya : Iqra’ bismi Rabbikal ladzi khalaq, Rosulullah saw. Pulang kerumah Khadijah . beliau tinggal diam selama masa yang dikehendaki Allah tanpa memperoleh sesuatupun. Wahyu terhenti, Rosulullah saw. Bersedih karenanya. Dikatakan bahwa terhentinya wahyu tersebut selama hampir dua tahun.
Setelah malaikat tersebut, Rosulullah saw. Merasa takut dan pergi menemui khadijah ra. Ia berkata ,Selimutilah aku, selimutilah aku, kemudian Allah menurukan firman-Nya,
“Hai orang yang berkemul(berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan ! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakainmu berseihkanlah “ (Q.S. Al-Muddatsir (74):1-4)
Jadi, peristiwa pertama di Gua Hira’ adalah peristiwa kenabian dan pewahyuan, kemudian Allah memerintahkannya didalam ayat ini agar bangkit memberi peringatan kepada kaumnyadan mengajak mereka kepada Allah.
Kesimpulan dapat dikatakan bahwa karakteristik pertama bagi fase ini adalah bahwa rentang waktu periode ini selama tiga tahun, tahapan siriyah untuk menjadikan pengokohan basis pendudkung dakwah hasil operasional dakwah untuk menghadapi masyarakat. Setelah kuat melalui pendukung, tokoh-tokoh dikuatkan oleh ayat berikut:
‘’Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (Al-hjir(15): 94)
Jadi penyampaian dakwah secara-secara terang-terangan dilakukan setelah adanya jaminan perlindungan Allah kepada Rasul-Nya dari gangguan orang-orang yang memperolok-olokkan.

Karakteristik kedua
Pelaksanaan Dakwah secara dasar pilihan
Pada periode ini dakwahnya tidak dilakukan secara terbuka di majelis-majelis umum , tetapi dilakukan bedasarkan pribadi-pribadi da’i atw dakwah fardiyah tetang karakteristik mad’u ‘orang yang didakwahi’
Kita dapati bahwa fondasi pertama bagi dakwah ini adalah khadijah ra, Wanita yang pertama kali beriman dan istri Rosullullah saw., Abu Bakar ra, teman akrab Rosulullah , Ali bin Abu Thalib anak pamannya yang telah dibina sejak kecil, dan Zaid bin Haritsah , mantan budak beliau.
Ketika Abu Bakar memulai berdakwah, ia memilih mad’u sendiri. Abu bakar seorang lelaki yang akrab dengan kaumnya, dicintai dan disayangi, ia orang Quraisy yang paling mengerti nasab bangsa Quraisy serta masalah kebaikan atw keburukan yang ada pada suku ini, ia dikenal seoarng pedagang yang memiliki akhlak mulia, ia sering didatangi datangi oleh tokoh-tokoh kaumnya terkait pendapatnya karena ilmu, perdagangan dan kebaikan pergaulannya, kemudian ia mulai mengajak kepada Allah dan Islam, melalui dakwah nya maka Ustman bin Affan , Zubair bin Awwam , Abdul Rahman bin auf , Saad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah masuk islam.kedelapan oarang itu masuk islam kemudian shalat dan membenarkannya.
Dakwah tersebut dilakukan dengan mengandalkan tsiqoh ‘kepercayaan’ kendati faktor-faktor yang membuat dakwah Abu Bakar diterima itu banyak.

Karakteristik Ketiga
Berdakwah melalui intelektualitas dan Da’i dan status Sosialnya
Ini merupakan penjelasan lebih lanjut terhadap sifat-sifat pribadi Abu Bakar yang disebutkan di atas mengingat dia merupakan da’i yang berpengaruh pada waktu itu. Kita dapat mengenal sifat-sifat pribadi melalui unsur-unsur berikut.
a.       Akhlak.
Abu Bakar adalah seorang lelaki yang yang akrab dengan kaumnya, dicintai dan disayangi
b.      Pengetahuan.
Abu Bakar adalah seorang Quraisy yang paling mengerti dan tahu tentag nasab suku Quraisy serta masalah kebaikan dan keburukan yang pada suku ini.
c.       Pekerjaan dan status sosial .
Abu Bakar dikenal sebagai pedagang yang dimiliki akhlak mulia. Sering didatangi oleh tokohy-tokoh kaumnya untuk dimintai pendapat mengenai banyak hal. Karakteristik keempat Dakwah secara Umum.
Dakwah kepada orang-orang tertentu bukan berarti membatasi dakwah pada kelompok tertentu ataw tingkatan tertentu dikalangan masyarakat, Dakawh harus menjangkau semua lapisan yang ada didalam masyarakat, tetapi penjangkauan ini harus dilakukan melalui orang-oarng tertentu terlebih dahulu. Dapat kita lihat bahwa tahapan siriyah bagi masyarakat muslim ini telah berhasil merekrut semua lapisan pada saat itu. Kita lihat daftar para sahabat menurut kabilah mereka yang dikenal, maka kita dapati :
pertama Bani Hasyim seperti Ali Bi Abu Thalib kedua Bani Umaiyah seperti Ustman Bin Affan , ketiga Bani Makhzum seperti Yasir bin Amir, keempat Bani Taim seperti Abu Bakar ash shidiq, kelima Bani Adi seperti Sa’id bin Zaid, keenam Bani Zuhrah seperti Sa’ad bin Abi Waqqash, ketujuh Bani Sahm seperti hafshah binti umar, kedelapan Bani Jameh Khaththab bin al-Harits, Kesempilan Bani Asad seperti Zubair binAwwam, kesepuluh Bani Amir Abu Ubaidillah bin al Jarrah, kabilah-kabilah yang lain.

Karakteristik Kelima
Peranan Wanita pada Periode Sirriyah
Seperempat dari masyarakat Islam periode ini terdiri dari kaum wanita, sebagian besar para pemuda yang sudah berkeluarga istri-istri mereka juga masuk islam bersamaannya. Kaum wanita ini hidup diperiode sirriyah tanpa diketahui oleh seorang pun keislaman mereka. Kita harus memberiakn perhatian kepada peranan kaum wanita dalam perjalanan dakwah ini sebagaimana mestinya, bahkan dalam riwayat bahwa menyebutkan Asma’ ra. Adalah seorang prajurit periode ini.

Karakteristik keenam
Shalat Menurut riwayat yang paling kuat, tidak ada satu pun periode dakwah kaum muslimin yang sunyi dari pelaksanaan shalat. Berikut ini Ibnu Ishaq, “Sebagian ahli ilmu menceritakan kepadaku bahwa sewaktu shalat diwajibkan atas Rosulullah saw. Jibril datang kepada nya sedang beliau berada diatas bukit mekah. Kemudian mengisyaratkan kepada nya kerah lembah . maka terbelahlag sebuah mata air darinya. Kemudian jibril mengajarka cara berwudhu kepada Rosulullah, lalu Rosul pun ikut berwudhu sebagaimana jibril. Kemudian jibril berdiri dan Shalat mengimami Rosulullah saw. Rosul pun mengikutinya Shalatnya, lalu jibril meninggalkannya, lalu Rosul mengajarkan khadijiah memperagakan wudhu untuk shalat sebagimana diperlihatkan jibril Kepadanya. Maka khadijah berwudhu kemudian Rosul mengimaminya sebagimana jibril telah mengimaminya.
Karakteristik ketujuh
Pengetahuan Orang Quraisy tentang Dakwah Quraisy belum memberikan perhatian khusus terhadap dakwah ini karena fenomena kehanifan sudah sejak lama dimasyarakat mekkah. Seperti yang tercermin pada Zaid bin Amer bin Naufal, Waraqah bin Naufal , dan Umaiyah Bin Abu Shalt. Quraisy mengira bahwa islam tidak berbeda dengan orang-orang hanif yang menghindarkan diri dari menyembah berhala. Bahkan boleh dikatakan , pada periode sirriyah ini Quraisy lebih banyak memperhatika oarng-orang hanif daripada kaum muslimin.
Disebutkan bahwa dia (Abu Thalib) berkata kepada Ali , “wahai Ananda , agama apakah yang kamu anut ini ? “ Ali menjawab ,” Aku beriman kepada Rosul Allah , aku membenarkan segala yang dibawanya, aku shalat karena Allah bersamanya dan aku mengikutinya “Sesungguhnya dia (Rosulullah saw) tidak akan mengajakmu kecuali kepada kebaikan , maka ikutilah dia dengan baik”
Jadi pengetahuan Quraisy tentang sebagian “fenomena aneh “ ini tidak menimbulkan kemarahan selama orang-orag tersebut mencukupkan diri sendiri dari kalangan sendiri. Dari sini kita pun dapat memahami sikap “damai “ yang terkadang –kadang ditunjukkan pemerintahan jahiliyah terhadap kaum muslimin yang menjadikan islam sebagai aqidah (keyakinan) dihati dan ibadah.

Karakteristik Kedelapan
Hidup Berdampingan antara kaum muslimin dan orang lain.
Pada periode ini kita tidak pernah mendengar adanya “perbenturan “ antara masyarakat islam yang sedang tumbuh dengan masyarakat islam yang tumbuh dengan masyarakat jahiliyah. Dakwah terbuka buka merupakan sasaran periode ini. Sehingga, kaum muslimin belum boleh mencampuri urusan orang lain dengan mengkritik ,berkonfrontasi atau menantang secara terang-terangan. Prinsip yang harus dianut para perode ini ialah tidak boleh menampakkan ketidaksetujuan, kecuali bila dalam keadaan terpaksa sekali Tanzhim dan Fikrah masih harus dirahasiakan sepeuhnya.

Karakteristik Kesembilan
Memfokuskan pada pembinaan Aqidah
Ideologi kaum kafir dan Taghut telah mendominasi kehidupan manusia karena itu perbaikan dan pembinaan aqidah yang benar harus dilakukuan secara tenang. Hanya aqidah yang benar yang mampu memacarkan ibadah dan perilaku yang benar. Pada saat yang sama, aqidahlah yang akan memberika keteguhan jiwa diatas kebenaran dan pengorbanan dijalannya. Segala bentuk keraguan, ketidakpastian , nifaq dan penyimpangan dari jalan yang benar , terjadi karena lemahnya aqidah didalam hati setiap muslim
Karena sesuatu hal, islam memilih kata iman untuk menunjukkan aqidah. Sebab imn menyentuh akal dan hati sekaligus , sera memadukan antara pikir dan aspek kejiwaan.

Karakteristik Kesepuluh
Berdakwah Secara Terang-terangan setelah terbentuk kader-Kader Inti Yang Kuat.
Bukti dari bentuk dakwah ini ialah tidak adanya seorang pun di antara para sahabat yang murtad pada waktu terjadi tribulasi dan dimulai konfrontasi. Bahkan , mereka yang telah hidup diperiode awal dakwah ii dikemudian hari menjadi generasi islam terbaik di segi kualitas keimanan, perilaku, jihad, dan pengorbanan. Bahkan , kalau kita perhatikan tingkatan teratas didalam umat islam , yaitu tingkatan sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga adalah dari kelompok mereka. Kecuali Umar Ibnul Khaththab ra. Kelompokn ini lah yang membentuk generasi pemimpin (jiil al-qiyadah ) bagi masyarakat yang terbina. Khalifah yang terpilihy dan telah disetujui oleh Rosul saw pun dari kelompok ini.
Inilah kader-kader i (nuwat) yang kemudian hari memikul beban dakwah islam dimuka bumi. Enam pulh sahabat inilah yang tiddak dapat ‘ dimusnahkan ’ setelah periode ini berakhir dan dimulai periode konfrontasi. Periode ini tidak akan terulang kembali ,dengan kata lain , kita tidak dapat menggambarkan gerkan islam dalam suatu peran sirriyatu ad-dakwah dan sirritayu at-tadzhim.