PERGERAKAN I IKHWANUL MUSLIMIN
a. Hasan
Al-Banna
“akulah petualang yang mencari
kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaannya di
tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan,
ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air di bawah naungan islam yang
hanif. Akulah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia wujudnya, maka ia pun
berseru, “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk
Allah, Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi-Nya. Kepada yang demikian
itulah aku diperintahkan, dan aku temasuk orang-orang yang berserah diri.”
Inilah aku. Dan kamu, kamu sendiri siapa?
b. Dakwah Kami
Keterusterangan
Kami ingin berterus-terang kepada
semua orang tentang tujuan kami, memaparkan di hadapan mereka metode kami, dan
membimbing mereka menuju dakwah kami.
Kesucian
Ikhwanul Muslimin membawa misi dakwah
yang bersih dan suci, bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan
dunia, dan bersih dari hawa nafsu. Ia terus berlalu menapaki jalan panjang
kebenaran yang telah digaris Allah SWT. Dalam firman-Nya (Yusuf:108)
Kasih sayang
Umat ini lebih kami cintai daripada
diri kami sendiri. Kami berbuat di Jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh
manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami.
Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik
umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dab pasrah oleh
keputusasaan.
Semua Keutamaan Hanyalah milik ALLAH
Andaikan yang kami lakukan ini
adalah sebuah keutamaan, maka kami sama sekali tidak menganggap bahwa itu
keutamaan diri kami. Kami hanya percaya pada firman Allah SWT (Al-Hujurat:17).
Di tangan Nyalah berada semua kunci dan kendali hati manusia. Siapa yang ia
sesatkan maka tak aka nada yang dapat menunjukinya, dan siapa yang ia tunjuki
maka tak aka nada yang dapat menyesatkannya. Cukuplah Dia bagi kami. Dia-lah
sebaik-baik tempat bergantung. Bukankah hanya Allah yang mencukupi kekurangan
hamba-Nya.
Empat Golongan Objek Dakwah:
1. Golongan
Mukmin
Kepada golongan ini kami segera
mengajak untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami agar jumlah para
mujahidin semakin banyak, dan dengan tambahan suara mereka, suara
para dai akan seakin tinggi.
2. Golongan
yang ragu-ragu
Mereka adalah orang-orang yng belum
mengetahui secara jelas hakikat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan
serta manfaat dibalik ucapan-ucapan kami. Mereka bimbang dan ragu. Biarkanlah
mereka bersama keraguannya, sembari mereka tetap berhubungan dekat dengan kami.
Setelah itu, insya allah hati mereka akan tentram dan dapat menerima kami.
Begitulah juga tabiat golongan manusia peragu, yang menjadi pengikut para rasul
pada zaman dahulu.
3. Golongan
yang mencari keuntungan
Mereka adalah kelompok yang tidak
ingin memberikan dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui keuntungan
materi yang dapat mereka peroleh sebagai imbalannya. Kepada mereka ini kami
hanya ingin mereka tahu “ Menjauhlah! Disini hanya ada pahala dari Allah SWT
jika kamu benar-benar ikhlas.” Bila kelak Allah menyingkap tabir kegelapan dari
hat mereka dan menghilangkan kabut keserakahan dari jiwanya, niscaya mereka
akan tahu bahwa sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah itu jauh lebih baik dan
lebih kekal. Kami percaya, hal itu akan mendorongnya bergabung dengan barisan
Allah.
4. Golongan
yang berprasangka buruk
Mereka adalah orang-orang yang
selalu berprasangka buruk kepada kami dan hatinya diliputi keraguan atas kami.
Kami bermohon kepada Allah SWT, agar berkenaan memperlihatkan kepada kami dan
kepada mereka kebenaran sebagai kebenaran dan memberi kekuataan kepada kami
untuk mengikutinya. Memperlihatkan kebatilan sebagai kebatilan dan memberikan
kekuatan kepada kami untuk menjauhinya. Kami akan selalu mendakwahi mereka jika
mereka mau menerima, dan kami juga berdoa kepada Allah SWT agar menunjuki
mereka. Sesuai dengan firman Allah (Qaashash:56).
MELEBUR
Beban dakwah ini hanya dapat dipikul
oleh mereka yang telah memahami dan bersedia memberi apa saja yang kelak
dituntut olehnya, baik waktu, kesehatan, harta, bahkan darah.( At-Taubah: 24)
Dakwah ini tidk mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas.
Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah
pun melebur dalam dirinya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda